Selasa, 17 Juni 2008
pukul 20.34
Living Stone Satelite
What a pleasure to be a part of this revival!
Suatu kehormatan besar untuk bergabung dengan orang-orang ini!
Remaja-remaja 'gila' yang kerjaannya bermimpi, bermimpi, dan bermimpi.
Remaja 'gila' yang tiap saat tiap waktu kerjaannya hanya tertawa akan hari depan mereka.
Remaja 'gila' yang memandang rendah orang-orang yang memandang rendah Tuhan!
Remaja 'gila' yang rela menjaga kebersihan, memunguti sampah-sampah untuk dirombeng, dan uangnya dipakai untuk buat konser!
Remaja 'gila' yang gembira menata sepatu-sepatu yang berserakan di depan pintu, menjadi rapi dan enak dilihat tanpa ada yang menyuruh.
Remaja 'gila' yang menjaga batas-batas antara laki-laki dan perempuan, tanpa harus menjadi seorang geek atau nerd.
Remaja 'gila' yang karena keterbatasan mereka, karena himpitan dan tekanan dari dunia, karena halangan ekonomi, halangan orang tua, menyebabkan mereka mengeluarkan seluruh kreativitas dan kemampuan mereka.
Untuk Tuhan.
Ya.
Untuk kemuliaan Tuhan.
Uwauw!!
Lihat!
Betapa berharganya generasi ini!!
Gak banyak remaja yang seperti ini.
Gak banyak remaja yang mau mempertahankan kejujuran mereka.
Gak banyak remaja yang 'gila', tapi tahu aturan.
Gak banyak remaja yang mau menggali bakat mereka, sekalipun mereka gak punya bakat apapun, mereka terus mencarinya. Sampai dapat.
Gak banyak remaja yang pantang menyerah.
Gak banyak remaja yang malu karena hidup biasa-biasa.
Gak banyak remaja yang menyerahkan seluruh kehidupannya untuk Tuhan.
Apakah kau termasuk di dalamnya?
Aku memandang mereka dengan iri.
Ah, seandainya saja aku juga sehebat mereka.
Betapa Tuhan akan disenangkan akan hal itu!
Aku belum sehebat mereka.
Aku belum pernah bisa menciptakan sebuah lagu pun.
Aku belum bisa peka terhadap nada-nada keyboard yang selalu aku mainkan tiap Minggu.
Ah..
Tanpa tahu mauku apa, tiba-tiba aku membuka kalender di HPku.
Dan tanpa sadar aku sudah meneliti lagi orang-orang yang ulang tahun bulan-bulan ini.
Uh... mataku pedih membacanya!
Begitu banyak orang yang dengan teganya meninggalkan Tuhan dan segalanya, hanya demi seorang.. ah sudahlah.
Jariku bergerak ingin memencet tombol delete.
Entah kenapa tiba-tiba aku merasa sayang sekali dengan mereka.
Aku ga sampai hati untuk menghapus nama mereka dari kalenderku.
Entah kenapa.
Aku masih berharap untuk berpatner lagi dengan mereka.
Seperti dulu.
Aku masih berharap bercanda dengan mereka.
Seperti dulu.
Aku masih berharap
main musik lagi dengan mereka.
Seperti dulu.
Aku masih berharap mendengar berbagai sharing luar biasa mereka yang selalu membangun aku waktu aku lemah.
Seperti dulu.
Aku masih berharap melihat api yang berkobar-kobar di mata mereka waktu membicarakan betapa hebat dan luar biasanya Tuhan dalam hidup mereka.
Seperti dulu.
Ah..
dulu.
Hahaha..
Sudah dulu, Ye.
Ga usah diungkit-ungkit lagi.
Mereka mungkin sudah lupa.
Atau bahkan sengaja melupakan.
Bodoh kalo kamu masih berharap kepada mereka.
Ah, aku juga ga tau apa yang ada di hatiku saat ini.
I really miss that time.
Anyone, if you read this, I miss you!
I miss your laugh!
I miss your spirit!
I miss all of you!!
Haha..
aku bodoh ya..
Mereka mencela aku.
Mereka benci kepadaku.
Mereka menuduhku benci mereka.
Mereka menuduhku gara-gara mereka memilih jalan yang kata mereka dari Tuhan.
Tapi aku ga bisa benci mereka.
Tanya kenapa?
ditulis waktu dalam masa kesesakan, rindu akan saat-saat itu, rindu kalian, rindu api itu.
No comments:
Post a Comment