Tuesday, September 10, 2013

Wealth Management (part2): Uangku..

Akhir-akhir ini aku sering banget belajar ekonomi. Belajar lagi deh setelah 2 tahun di SMA gak belajar ekonomi, dan sejak SMP ulangan Ekonomi gak pernah dapet bagus :))

Dan selama belajar ini, aku menyadari satu hal, ternyata selembar-dua lembar uang di dompetku ini sangat berpengaruh ke berbagai aspek kehidupan, walau emang gak besar-besar amat sih. Masa ya ini aku belajar soal investasi aja, merembetnya bisa ke politik, bisnis, supply, demand, dan banyak hal lain lagi yang muter-muter di kepalaku.

Tapi mungkin karena yang kupelajari ini ekonomi makro hehehehh..

Tapi kan semuanya tetep berhubungan toh?

Jadi ini ceritanya aku berusaha menantang inflasi. Kalo mau jujur, sebenernya bisa aja lho kita cuekin inflasi ini kalo mau.

Inflasi ini, menurut sepemahamanku ya, inflasi terjadi karena adanya permintaan yang besar tapi ketersediaan barang dikit. Contohnya, kita sehari-hari kan makan. Ada yang kalo makan harus berlauk lengkap. Nasi, Lauk, sayur, buah, dan susu. 4 sehat 5 sempurna. Wahahahah.. Dan katakanlah ada 10 orang yang makan harus begini. So, petani padi, nelayan/peternak, petani sayur dan buah, sibuk melakukan pekerjaannya untuk memenuhi kebutuhan 10 orang ini. 10 orang ini bisa bayar petani-petani ini dengan harga X.

Tahun depannya, 10 orang ini ada 5 pasangan, saling kawin, punya anak masing-masing 2 orang, jumlah meningkat jadi 20 orang. Sedangkan panen tetep cuma bisa menghasilkan untuk 10 orang. Lah, masa 10 orang lainnya gak makan gitu kan. Akhirnya diputuskan, harga kebutuhan mesti naik jadi 2X, supaya petani-petani bisa nambah modal untuk penuhi kebutuhan 10 orang lainnya.

Ini udah inflasi pertama.

Ini masih dari segi penduduk. Belum lagi kalo ada cerita gagal panen lah, gak dapet bibit lah, harga bibit mahal karena ongkos dapetinnya mahal lah. Ongkos dapetinnya mahal karena infrastrukturnya gak ada, mesti ambil dari pulau lain yang kalo kesana harus naik kapal seminggu. Waktu beli masih seger bibitnya, pas nyampe uda pada busuk sangking lamanya.

Kebayang gak sih kita sedunia ini berlomba-lomba memenuhi kebutuhan kita dengan sumber daya yang sangat sedikit? Makanya saya gak heran belajar ekonomi artinya juga belajar mengelola berbagai aspek kehidupan. Karena 1 aja yang dengan egois mau memenuhi kebutuhannya, itu berpengaruh ke orang yang lain. Lah itu ilustrasinya aja 10 orang yang nambah jadi 20 orang, di bumi ini udah ada 6 milyar orang yang semuanya punya pikiran gak sama. Kebayang gak sih complicatednya?

Maaf ya jadinya merantak kemana-mana. Aku sendiri pusing waktu awal-awal belajar. Tapi ini suatu hal yang gak bisa kita lupakan begitu saja. Mau cuek gimanapun juga, suatu saat nanti kita pasti kena! Kecuali kalo Yesus datang kedua kali di tengah-tengah keribetan ini. Wahahahha..

Yah, singkirkan dulu yang rohani-rohani, yang jasmani dulu kita coba urai. Ilustrasi tadi kalo mau diterusin bisa aja dengan berbagai kemungkinan. Aku membiasakan diri untuk cari tau segala bentuk kemungkinan yang bisa terjadi. Mulai dari yang enak sampe yang paling gak enak. Kalo yang paling gak enak bisa aku handle, I'll take the risk. Karena di dunia ini gak ada yang sempurna kan. Sebagus-bagusnya aku nabung, pada akhirnya uangku tetep kalah sama inflasi. Misalkan aku nabung untuk beli iPhone 5. Setelah nabung begitu lama, eh pas uang itu udah ada, iPhone 5 udah ketinggalan tren, udah ada handphone baru lagi yang lebih canggih. Nah lho.. masa mau nabung terus? Gak kebeli dong?

Itulah inflasi.. Makin kuat daya konsumsi, makin tinggi juga inflasinya. Karena banyak orang sibuk beli, tapi yang jual terbatas.

Intinya, rejeki emang dari Yang Di Atas, rejeki juga gak lari kemana. Tapi kalo kita bego dan gak melihat peluang dan kesempatan yang ada, rejeki itu bakal kesamber yang lain. Jadi buatku, selama ada waktu untuk belajar mengelola uang, I need to learn this one! Karena kalo aku lalai dalam hal ini, yang jadi korban anak-anakku nantinya! Kebayang gak sih ilustrasi di atas, yang pada punya anak 2. Tapi kebutuhannya cuma bisa mencukupi kebutuhan papa mamanya doang. Masa anak-anaknya gak makan?
Paling gampang, gak usah punya anak banyak! Wahahahha.. Jadi kebutuhannya kan masih utuh :P

Eniho, ni aku juga masih belajar, so sorry banget kalo bahasanya acak akdut gak jelas dan penjelasannya juga masih geje. Aku tulis aja biar gak lupa dan ngerti sejauh mana aku belajar.

See ya bloggers!

4 comments:

  1. Hai Manda. Tulisan kamu Oke kok. Gw cuma teringat Firman Tuhan di pengkotbah pasal 5, orang yang berbahagia adalah orang bisa menikmati hasil kerja kerasnya dan bisa tidur tenang pada malam hari (terjemahan dari perenungan pribadi.red).
    Inflasi kan akarnya adalah ketidakpuasan manusia (kita.red) yang tidak ada ujungnya.
    Tapi Tuhan pasti beri hikmat dan kekuatanlah untuk orang-orang beriman untuk mengelola keuangan. Mari belajar sama-sama supaya ini tidak menjadi celah buat iblis mengaduk-aduk hidup kita.
    thanks for sharing Manda!

    ReplyDelete
  2. @MaiaCan:
    Manggilnya gimana nih ya? Hehuehue..
    Thanks for reminding me! Tiap kali ngadepin yang begini aku emang keingetan kata-kata Salomo yang segala sesuatu sia-sia. Ngomongin uang gak ada habisnya, dan yeah, aku juga berusaha jaga hati untuk tidak terlalu menjadikan uang segalanya. Rawan banget lho, aku baru nyadar waktu belajar ini. Ngeliat angka-angka fantastis gitu emang yaa.. *gulp*

    ReplyDelete
  3. Sori baru balas. Baru bisa mampir karena sibuk ke lapangan minggu-minggu ini. Sepertinya, km lebih junior yak hehehe..
    # Ga biasanya gw nagku lebih dewasa (tua.red) hahaha..

    Gw angkatan 2006. Manda 2007 atau 2008 ya? Lupa. Perasaan, pernah baca tulisan km tentang masuk UNDIP atau ITS ya? Beneren lupa hehe..

    Tapi enakan juga panggil Maya aja, Manda hohoho.. :D

    ReplyDelete
  4. Aku 2008 ITS, May. Hehuehuehuhe.. Salam kenal! Ada blog kah?

    ReplyDelete

Daisypath Anniversary tickers