In that day, A vineyard beloved and lovely; sing a responsive song to it and about it! I, the Lord, am its Keeper; I water it every moment; lest anyone harm it, I guard and keep it night and day.
Tuesday, March 20, 2012
Mimpi
Tulisan ini diawali dari kepeningan ngetik TA (dari jam9 pagi sampe jam7 malem bab 2 AJA gak kelar2 ==" puyeengg.. mungkin perlu beli iPad ato Mac *ngeles dot com* plus pertanyaan dari ko P "kok gak nulis lagi?")
Eniwey, aku akhir-akhir keinget sama 5 impianku yang dulu ko Didi pernah tanyain. FYI, awal-awal kepindahan ko Didi di FG, kami, penilik-penilik, pernah disuruh nulis macem2. Salah satunya ya impian itu (atau visi ya? CMIIW..) Dan kalo gak salah inget (mudah-mudahan SALAH!!), aku pernah nulis mau jadi gubernur Jatim. Hahahaha.. goblok. Ya maklum lah.. itu masih awal-awal kuliah gitu lho. Masih sok-sok idealis, dari SMA ke anak kuliah.
Seiring berjalannya waktu.. ahh.. biasalah.. namanya anak kecil itu mimpinya gede-gede dan kadang rasanya aneh banget, nyaris mustahil untuk diwujudkan. Dan seiring pertumbuhannya, dia makin sadar bahwa DUNIA ITU KEJAM, mamen!! Kalo dulu kita sering bemimpi pengen jadi dokter lah, tentara lah, polisi lah, sek bentar, aku ketawa dulu..
Hahahhahahahahhaha..
Anu.. jadi inget dulu pas SD adikku yang paling kecil bercita-cita jadi polisi, dan mamaku MENENTANG KERASSS!! Soalnya mamaku punya pengalaman buruk sama polisi-polisi. Dia hidup dari kecil dengan polisi-polisi yang sewenang-wenang. Jadi maklum deh.. Tapi tiap kali mamaku tanya ke adikku, mau jadi apa? Jawabannya tak lain adalah: POLISI.Mama pun terdiam membisu. Entah ide dari mana adikku itu kok pengen jadi polisi. Wong kita sekeluarga gak ada yang punya darah polisi :D
Okeh, balik ke topik awal.
Gubernur Jatim.
Ketok'e sangar yoh pengen jadi gubernur. Hahahha.. dodol.
Seiring pertumbuhanku di kampus yang kejam ini (halah!), keinginan untuk jadi gubernur pun perlahan mulai agak-agak bias.
Ortuku menentang keras aku daftar CPNS. Kalo gak jadi PNS, gimana masuk pemerintahan?
Dunia pemerintahan Indonesia itu penuh dengan politik kotor. Siapa sih yang pengen maen-maen di got bau? Kalopun cuma liat-liat di pinggirnya, gak ada jaminan gak bakal kepleset trus kejebur kan?
Tiap kali ditanya, "kuliah apa?" "Tata kota!" "Waah.. hebat ya.. Tapi Surabaya ini apa lagi ya yang mesti ditata?" (Mendukung tapi ujung2nya pesimis ==") Membuatku ikut berpikir, Surabaya: dengan luas sekian km persegi, dengan masyarakat yang beragam & pemikirannya juga beda-beda, dengan sekompleks masalah turun-temurun dari generasi jaman kerajaan, GIMANA CARANYA NGUBAH SURABAYA?? Satu cara yang bisa kepikir adalah, BOM aja se-Surabaya. Wes mari. Gak ada masalah, gak ada yang demo, ngomel, dll (wong uda mati), dan GAK ADA APA-APA. Hahaha.. *teroris mode: ON*
As simple as, I'm 3rd Chinese Indonesian. Well, walopun di UUD itu gak boleh beda-bedain ras, suku, agama.. Pak Gus Dur juga menyuarakan itu.. Tapi saudara-saudara, dengan mata ngantuk saya, dengan ke-medhok-an saya, dengan segala gerak-gerik saya, identitas itu gak bisa dilewatkan begitu saja. Bukan berarti aku gak bangga dengan identitasku, oh mamen, itu udah dari dulu-dulu aku belajar untuk bangga dengan apa adaku saat ini (ceileh), tapi dengan mengubah pola pikirKU seperti itu, gak berarti itu juga ngubah pola pikir SEMUA ORANG di sekeliling kita kan? Jadi pergumulanku soal ini bukan melawan diriku, tapi penguasa-penguasa di udara yang muter-muter di kepalaku, yang ngomong, "kamu itu cino! sugih! sombong! apa sih pedulimu?". Kalo 'sugih'nya sih diamin-i deh. hahahaha... Everyone wants to be SUGIH, rite? ;P
Sekalipun ortuku menentang aku untuk kepemerintahan, ya aku tau kekuatiran mereka. Takutnya anaknya yang cantik ini ikut-ikutan jalannya Nazarudin, ato Gayus. Mudah-mudahan gak ya.. saya mah polooss.. los los.. opo opo di los.. hahaha.. Ehm, sekalipun ortuku menentang, tapi jujur aja, dari lubuk hati kecilku masih ada keinginan untuk sedikit berbuat sesuatu buat Surabaya deh. Surabaya dulu.
Pasti ente-ente pada kaget kalo saya bilang saya mau jadi ibu rumah tangga, ngasuh anak, ngajar anak-makanya lagi getol belajar banyak bahasa, musik, keprofesian, parenting, dll- (Whaatt?? Yaye??). Abis lulus, kerja 1-2 tahun, mau ikutan Indonesia Mengajar, ato pengen punya anak asuh. Gila gak tuh?? Ini mimpi yang KAGAK PERNAH kebayang untuk seorang Yaye. Dari dulu itu aku kalo punya mimpi, pengennya yang keliatan semua orang. Tapi Tuhan bisa bawa untuk punya mimpi di balik layar. Heemm..
Omong-omong, kayaknya masa single saya bisa lama ini, karena mimpinya banyak & belum tentu juga pacal saya suka dengan mimpi saya.. hahahaha.. Mana mau dia ditinggal2 ke pedalaman, ditinggal ngasuh anak asuh.. Hahaha.. Belum lagi mimpi termutakhir saya, yang saya yakin, kalo ini diketahui ortu saya, mereka bakalan mencak-mencak kayak orang gila dan mama saya bisa pingsan sangking stressnya: jadi MISIONARIS! (ama tomcat aja takut kok mau jadi misionaris ==")
Sangking gilanya mimpi-mimpiku itu, kadang aku sendiripun bingung harus fokus kemana dulu, gimana menggapainya, caranya gimana, dll. Sampe kalo pas lagi pesimis, kadang gak tau harus gimana. Surabaya ini punya 1001 (bahkan lebih) masalah, baik internal maupun eksternal, yang kalo dicari akar permasalahannya adalah karena kita ini berdosa. Hahaha.. Sampe kadang aku mikir, kalo gini terus, Surabaya itu bener-bener bisa pulih itu NANTI kalo Yesus udah dateng. Hahahah.. kaco kaco..
Di tengah ke-stress-an itu, Tuhan dateng menghibur (ah senangnya..)"Ye, gak SEMUA masalah itu HARUS kamu selesaikan. Bukan karena kamu bakal menyandang status ST dari major Tata Kota, maka kamu HARUS menyelesaikan semua masalah kota. Daripada menjadi penyelesai masalah, kamu lebih baik jadi PEMBAWA DAMAI :)"
Ahh.. itu melegakan sekali, kawan-kawan!
Jujur, jadi manusia itu berat. Apalagi manusia berdosa. Tanggung jawabnya gede, tapi kemampuan pas-pasan. Udah kemampuannya pas-pasan, pake diintimidasi dari iblis lagi! Haduh haduh.. Gak capek ya iblis itu?
Mungkin aku gak jadi gubernur. Mungkin aku juga gak jadi walikota. Mungkin juga aku gak melakukan hal-hal beat yang bisa masuk koran. Tapi aku harap, APAPUN yang aku lakukan dalam ketulusan untuk MEMBERI, itu bisa berarti untuk Surabaya. Untuk Indonesia. Untuk Anda.. :)
Selamat malam.
Maaf atas bahasa yang acak kadut.
Berterimakasihlah malam ini aku gak pake istilah2 semacam urban heritage, pelestarian kawasan, partisipasi, community development, dll..
Huaahhmmm...
Labels:
afterthought,
struggle
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment