As
you know, 24-27 Januari 2013 kemaren saya dan @aditantrii melakukan backpacker
pertama kami ke Bandung. Well, not literally backpacker sih, Cuma trip murah
aja. Kayaknya belum bisa deh perjalanan kami ini disebut backpacker. Masih
kurang canggih. Hahahha..
Total
biaya perjalanan saya (gak tau kalo @aditantrii), untuk 3 hari 3 malam di
Bandung, saya menghabiskan kira-kira 1juta sekian ratus ribu rupiah, itu sudah
termasuk tiket pesawat pulang pergi, akomodasi selama di Bandung, makan kenyang
3 hari, oleh-oleh buat orang rumah dan hadiah buat diri saya sendiri yang
terdiri dari 2 kemeja, 1 kaos, dan 1 blazer. Mantabb kaann!! :D
Saya
itu suka travelling. Sudah biasa ngilang kemana-mana bareng temen-temen (eh,
emangnya kemana aja? Paling juga muter-muter Surabaya..). Di setiap perjalanan,
selalu ada hal-hal yang membuat untuk tidak terlupakan.
Indahnya
kota.
Makanannya.
Tradisinya.
Keunikannya.
Something.
Some…one?
Tapi
ada satu hal yang membuat suatu perjalanan makin tidak terlupakan.
It’s
about connecting people.
Bule jaipongan |
Bukan,
bukan Nokia.
Satu
hal yang selalu membuat saya merindukan liburan ke Lumajang adalah karena kami
berbaur ke warga desa sekitar. Kami bantu bersih-bersih rumah, kami bantu
menyiapkan makan, kami berbincang-bincang.
Lumajang
is not a great place for holiday, no offense.
Oleh-oleh
khas jarang, kotanya ya gitu-gitu aja, bahkan terakhir kali kami kesana, kami
mau ke taman wisata air terjun aja, air terjunnya gak ada. Gara-gara musim
kemarau K Apaaa
coba. Untung cuma 5 ribu masuknya. Tapi perjuangannya naik bebukitan itu lhooo…
Nyesek kan kalo gak ada yang mau dilihat? Tapi kenapa saya selalu kepingin
diajak kesana lagi? SELALU.
Keliatan kan mana yang warga kota, mana yang bukan? |
Bukan
berarti Bandung jelek lho ya.
Kalo
mau belanja hemat kualitas mantap mending kesini dah! *sambil berdoa semoga Air
Asia promo terus ke Bandung wkwkwk*
I
enjoyed my holiday so much. Setelah sebulanan diribetin ngatur jadwal, karena
ada beberapa plan mendadak yang bermunculan.
Tapi
saya lupa.
Lupa
bahwa inti dari backpacker adalah berbaur dengan warga sekitar.
Lupa
bahwa sejatinya backpacker itu liburan yang melebur ke kondisi tempat yang kita
backpacker-in (apa sih bahasanya campur aduk gak jelas -_-*)
Lupa
bahwa backpacker itu bukan sekedar liburan hemat, tapi liburan untuk memanjakan
jiwa kita.
Makanya,
kebanyakan pelaku backpacker itu orang-orang dari negara maju yang melakukan
perjalanan ke negara berkembang atau negara miskin sekalian. Lha ngapain orang
Eropa backpacker ke USA, atau Rusia, gak perlu backpacker itu mah.. Orang Eropa
kalo backpacker ya ke Asia, ke India, dari subtropis ke tropis. Atau ke puncak
gunung tertinggi sekalian. Mereka gak cari lagi sesuatu yang ada di negara
mereka, mereka mencari yang beda.
Perjalanan
saya kemarin ke Bandung, saya menyesal saya kurang berinteraksi dengan warga
sekitar. Saya sibuk memotret, sibuk belanja, sibuk membuat diri saya sendiri
nyaman. Saya lupa menciptakan momen tak terlupakan dengan berbincang dengan
warga. Saya lupa memaksa diri saya untuk sok berlogat Sunda (yang pastinya
gagal total karena kecampur medok).
Itulah
alasan juga mengapa saya merindukan ke Saung Angklung Udjo. Di tempat inilah
satu-satunya tempat dimana waktu SMA saya bisa berinteraksi langsung dengan
orang Sunda. Dengar langsung logat Sunda. Bicara dengan orang Sunda. Sampai
saya sempat keluar statement: pengen punya pacar orang Sunda xD
Yah,
tidak perlu disesali terlalu lama.
Cukup
catatan untuk diri sendiri, kalau ada kesempatan backpacker lagi, jangan lupa
melebur dengan warga sekitar.
The
point of holiday is to connect ourselves with others.
hahaha gak kebayang juga sih kalo sundamu medok.
ReplyDeletekheur nhaon khang? haha bungahh pisan abdhinya.
but it would be lovely if you practice it :)
Hahahahahhahahahhah!!
ReplyDelete*keplak Alen*
Wah, seru! AKu sebelumnya ga pernah berpikir seperti itu :) hehehe~ bener yah, yg paling asik itu bisa ngobrol dengan orang di sekitar :)
ReplyDeleteSebelumnya aku juga enggak kok, ce. Tapi seahri setelah pulang dari Bandung baru kepikiran. Emang sih seneng disana bisa ngapa-ngapain, tapi ya itu, kayak something missing. Setelah direnungkan, ternyata yaa... inilah alasannya :)
ReplyDelete