Hari ini tiba-tiba pengen ngeposting sesuatu tentang
kematian. Please jangan berpikir aneh-aneh ya. I’m really okay. Cuma karena
baru nyadar kemarin kalo kayaknya setahun ini saya udah berkali-kali mengikuti
proses ibadah penghiburan, persemayaman, penguburan, dst. Lebih banyak daripada
pesta yang saya datangi.
Tiap kali saya menghadiri acara seperti itu, saya cenderung mengamati tindak tanduk orang lain. Beberapa dari mereka ada yang sama sekali tidak mengenal siapa yang meninggal, hanya mengenal 1-2 kerabat yang ditinggalkan. Ada kerabat yang ditinggalkan yang masih menangis tersedu-sedu seolah sulit sekali mempercayai bahwa ada keluarga mereka yang meninggal. Ada kerabat yang cukup tabah, tetap berusaha tersenyum kepada orang-orang yang datang untuk memberikan menghiburan dan penguatan. Ada juga yang tampil diam, shock, dan tidak tahu apa yang harus diperbuat.
Saya pribadi dalam kurun waktu kurang lebih 10 tahun ini
belum pernah menjadi pihak penyelenggara ibadah penghiburan. Dan saya bersyukur
atas itu, artinya keluarga saya masih diberi banyak kesempatan untuk hidup dan
berubah.
Tapi dari sekian banyak ibadah penghiburan yang saya
datangi, saya tersentuh dengan satu ayat yang disebutkan di salah satu ibadah.
Mazmur 116:15 (FAYH) Orang-orang yang dikasihiNya sangat berharga bagi Dia dan Ia tidak membiarkan mereka mati dengan begitu saja.
Awesome powerful verse!
Bahkan urusan mati aja Tuhan gak kepingin kita mati dengan
biasa saja. Biasanya kita sering mendengar kalimat “Jangan hidup biasa-biasa!
Hidup cuma sekali, jadi harus luar biasa!” Tapi seberapa banyak dari kita yang
juga berpikir, aku tidak boleh mati dengan biasa-biasa? Apalagi mati
mengenaskan.
Jujur, saya sendiri kadang punya rasa takut, bahwa saya akan
mati tergeletak di rumah sakit, dengan banyak alat terpasang di tubuh saya,
atau mati karena kecelakaan, atau.. ah entahlah, saya tidak bisa membayangkan
kematian saya seperti yang sering terjadi pada orang-orang. Bahkan kadang
kematian di serial drama korea bisa jauh lebih dramatis dan mengesankan sampai
yang nonton butuh 2 kotak tisu untuk menontonnya (-_-*).
Seandainya saya mati hari ini, saya ingin kematian saya
bukan kematian yang biasa. Ada beberapa cerita kematian di Alkitab, seperti:
Elisa, yang mati, dikuburkan, tapi tulang-tulangnya bisa
menghidupkan orang mati.
Ada rasul-rasul yang mati karena Injil.
Yesus sendiri mati untuk menebus dosa dunia.
Saya tidak mau mati seperti raja-raja yang mati mengenaskan
di medan perang. Ada yang bunuh diri karena sudah terdesak musuh. Ada yang mati
karena kudeta. Sebagian besar kematian mereka karena mereka tidak mengikuti
perintah Tuhan dalam hidup mereka.
Saya kira tidak banyak tokoh Alkitab yang kematiannya biasa
saja, atau se-romantis drama korea, walaupun tidak mengenaskan, tetapi kematian
mereka juga tidak terlalu berdampak bagi orang-orang sekitarnya.
Kalau saya mati, saya ingin kematian yang berdampak dan
menginspirasi orang lain. Bukan menginspirasi untuk ikut mati pastinya -_-*
tapi membuat setiap orang yang datang ke rumah, mereka bisa memberikan
penguatan untuk keluarga saya. Membuat setiap orang yang datang ke rumah saya
bisa bersaksi, bersaksi tentang hidup mereka yang sempat saya bangun atau
jatuhkan. Mungkin nanti di antara mereka ada yang datang dan berterima kasih,
ada yang datang dengan wajah tersenyum sinis dan kesal, karena selama hidupnya
selalu saya ganggu atau obrak abrik dari zona nyaman mereka :D Bersaksi karena
mereka tahu, tidak lama lagi pun mereka juga aka nada di posisi saya. Membuat
mereka merenungkan tentang apa yang sudah mereka lakukan saat hidup. Membuat
mereka berpikir kembali bahwa hidup adalah anugerah dan sebuah kesempatan.
Kematian adalah sesuatu yang saya tunggu-tunggu. Karena itu
adalah hari dimana saya melepaskan segala kesakitan dan penderitaan saya.
Derita karena tidak dimengerti, derita karena disalahpahami, derita karena
keterbatasan saya. Namun jika hari ini saya boleh hidup, saya mau hidup untuk
Kristus saja.
Filipi 1:21 Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.
So beautiful.. Sekalipun setelah ini dia layu, dia gak peduli. Walau kecil, tetap memancarkan keindahannya..
Cieeeh~ suka banget postinganmu yg satu ini hehehe~ Bener2 bermakan :) I don't want to have ordinary death :D apalagi mati sia-ia karena tindakan bodoh wakakak~ aku mau kematianku pun menjadi kesaksian bagi Tuhan :D
ReplyDeleteBetuul, ce! Aku juga gak mau mati sia-sia. Kalopun harus mati, matiku harus bisa jadi kesaksian. Minimal difilmkan kayak One Litre Of Tears *ngayal* :P
ReplyDelete