Menyambung postingan Pruning Season yang ini, Sekarang mau cerita soal pruning season-ku di bidang musik. Lagi bener-bener dibersihin nih. Diingetin lagi dengan komitmen awal, awal-awal perjuangan, dan alasan-alasan kenapa aku mau tetep di jalur ini.
Awalnya..
Karena ga ada pemain keyboard di gereja waktu itu. Kira-kira tahun 2005-2006, aku masih bertumbuh di gereja satelit kecil, gak sampe 100 orang tiap kebaktian. Jadi di Mawar Sharon itu masih dibagi-bagi lagi jadi beberapa gereja kecil sesuai wilayah, dan aku bertumbuh (dan bertobat) di satelit deket rumah waktu itu. Aku masih inget, waktu di tengah-tengah kebaktian, aku terbeban untuk melayani di keyboard, karena udah cukup lama juga kami gak punya pemain keyboard. Aku cerita ke ketua sel-ku waktu itu, tentang kerinduan ini, bener ga ini maunya Tuhan, soalnya kan aku gak ada keyboard di rumah, dan gak punya dasar main keyboard juga. Ternyata kerinduan ini disambut sama Youth Pastorku, dan ditawarin untuk belajar di gereja pusat seminggu sekali. Jadilah aku tiap hari Jumat (kan pulang pagi tuh) langsung cabut ke gereja pusat. Dari sekolah naik angkot oper 2x kesana. Pulangnya, ngandelin nunutan temen-temen komsel (heuheuheu..) atau kalo kepaksa ya naik angkot lagi, 2x oper.
Masa-masa berat itu..
Ada kalanya aku capek, harus jalan kaki sekian ratus meter, nyebrang jalan gede, belum lagi nunggu angkot ngetem, ngantuk, haus, laper, bau. Udah jadi makanan tiap minggu. Belum lagi harus latihan mandiri, belajar teori musik, pendengaran, penjarian jarang soalnya kan ga ada alat. Itu belum termasuk ngerjain tugas sekolah (waktu itu masih SMA) dan pelayanan. Ada kalanya aku capek dan pengen nyerah aja, I mean, kenapa harus aku yang ngelewatin ini semua dan sendirian? Tim musik jelas ga tau betapa beratnya panas-panas pulang sekolah harus ngangkot 2x, plus jalan kaki panas-panas. Tapi aku bersyukur sih masih ada yang mau nganter pulang selesai latihan di pusat, paling gak abis dimarah-marahin pas latian jadi rada berkurang capeknya karena ga perlu jalan kaki heuheuhe.. Umm.. trainerku baik kok benernya, marah-marahinya bukan marah gimana, tapi lebih ke muka kesal dan kecewa karena ngeliat aku gak ada perkembangan berarti :(
Semakin berat ketika..
Kami mengalami banyak dinamika di komsel dan gereja satelit. Udah ga keitung lah berapa kali aku harus liat pemain musik keluar masuk, ada yang jago tapi ternyata hatinya gak sungguh-sungguh mau melayani, cuma mau supaya keliatan keren aja, ada yang stop pelayanan karena mau pacaran (padahal masih SMA!), ada yang ini itulah, banyak macam. Belum lagi ada masa dimana kukira aku sudah cukup kuat di pelayanan musik, ternyata Tuhan bukakan bahwa aku masih harus banyak diasah, dan... yah, aku gagal. Aku lari, gak mau dibersihkan, ga mau diutik-utik, merasa bener sendiri. Udah kayak Yunus aja waktu itu, untung gak dimakan paus beneran hahaha..
Tapi..
Tuhan itu baiiikk.. baiiikkk banget. Dia gak maksa aku bertobat, dan Dia juga gak maksa aku untuk balik ke musik seandainya aku gak mau balik. Tapi Dia share isi hatiNya dan tangan berlubang pakuNya ke aku, jadi mau gak mau, aku gak bisa lari. Jadi ini intinya Tuhan itu mekso apa gak? Ya gak tau deh terserah mau anggepnya apa hahahahha.. Yang pasti, ngikutin rencanaNya itu gak pernah gak enak kok. Selalu indah dan gak ada penyesalan menjalaninya.
Titik balik itu..
Ketika satu per satu aspek hidupku yang ternyata belum bener dipulihkan, pelan-pelan Tuhan juga share lagi bebanNya. Bahwa musik, yang selama ini aku anggep hanya bagian dari ibadah, hanya untuk menjangkau anak muda, ternyata lebih dari itu. It's all about Him. Kalo aku di musik, itu semuanya untuk cerita tentang Dia. Kalo kamu di pelayanan atau pekerjaan bidang tertentu, itu semua bercerita tentang Dia. Cerita titik balik itu sempet aku cerita disini.
Inti dari pruning season ini adalah semuanya tentang Dia. Kalopun kamu sempat lari, sempat jauh, selalu ada cara dan jalan untuk kembali. Hanya seringkali kita terlalu sombong, merasa benar, dan merasa tidak layak, akhirnya hal itu sendiri kan yang bikin kita makin jauh? Semua pikiran kita dan ketakutan kita toh gak mengubah keadaan, gak menghapus pikiran sumpek kita, gak mengurangi beban kita juga. Jadi, mau sampai kapan lari terus?
Jadi keinget 1 lagu Delirious, judulnya Lord You Have My Heart. Lagu ini bener-bener mewakili aku saat ini, terutama dalam pelayanan musik.
Lord You have my heart
And I will search for Yours
Jesus take my life and lead me on.
Lord You have my heart
And I will search for Yours
Let me be to You a sacrifice.
[men:] And I will praise You Lord
[women:] I will praise You Lord
[men:] And I will sing of love come down
[women:] I will sing of love come down
[men:] And as you show Your face
[women:] Show Your face
[together:] We'll see Your glory here
And I will search for Yours
Jesus take my life and lead me on.
Lord You have my heart
And I will search for Yours
Let me be to You a sacrifice.
[men:] And I will praise You Lord
[women:] I will praise You Lord
[men:] And I will sing of love come down
[women:] I will sing of love come down
[men:] And as you show Your face
[women:] Show Your face
[together:] We'll see Your glory here
wah jago main keyboard nih kayanya..
ReplyDeletemain dong, videonya gantiin video yang ini...
enggak banget! Wahahaha.. baru2 aja kok belajarnya (yang versi serius) x)
ReplyDelete